Tuesday, January 26, 2010

Zikir, Agar Hidup Lebih Hidup

Tentang keutamaan berzikir Rasulullah saw. menyatakan, "Perumpamaan orang yang zikir (ingat) kepada Tuhannya dengan orang yang tidak ingat kepada-Nya adalah seperti perbandingan antara orang yang hidup dan orang mati" (HR. Bukhari). Di hadits lain dinyatakan pula ketika para sahabat berada di samping Rasulullah saw.,maka beliau bersabda, "Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu berbuat seribu kebaikan pada setiap hari? Seorang anggota kelompok bertanya, 'Bagaimana ia bisa mengusahakan seribu kebaikan itu?' Nabi saw. bersabda, 'Dengan ia bertasbih 100 kali, maka seribu kebaikan akan dicatat baginya atau seribu kesalahan akan dihapus untuknya" (HR. Muslim)

Tujuan zikir
Zikir adalah kehadiran hati. Seyogyanya inilah yang menjadi tujuan orang berzikir. Orang yang berzikir hendaklah berusaha menghasilkan zikir lisan dan zikir hati dengan memehami apa yang a ucapkan, sebagaimana ketika membaca al Quran. Oleh sebab itu, menurut pendapat yang shahih dan mukhtar (terpilih di kalangan ulama) disunahkan bagi orang yang berzikir dengan kalimat laa ilaaha illallah agar memanjangkan pengucapan zikir itu.

Sikap dalam berzikir
Seorang yang berzikir sebaiknya berada dalam keadaan sikap yang sempurna. Jika ia duduk pada suatu tempat, duduknya menghadap kiblat dengan khusyuk, tenang, tidak banyak bergerak, dan menundukkan kepala. Jika ia berzikir dengan tidak demikian, tidaklah mengapa dan tidak dimakruhkan. Tapi ia telah meninggalkan cara yang lebih afdhal tanpa uzur.
Disunahkan bagi orangyang berzikr untuk memutuskan zikirnya apabila ada suatu sebab yang mengharuskan a berhenti. Kemudan zikirnya disambung lagi apabila penyebabnya sudah tidak ada.

Tempat berzikir yang baik
Hendaknya tempat berzikir itu tenang, tidak mudah terganggu dan bersih, demi kemuliaan zikir dan kebesaran Allah yang diingat. Oleh karena itu, berzikir di masjid dan tempat yang mulia sangatlah terpuji.

Waktu yang dimakruhkan untuk Berzikir
Berzikir senantiasa disukai Allah pada setiap saas kecuali pada waktu-waktu tertentu yang dikecualikan oleh ajaran agama. Di antara pengecualian itu adalah berzikir ketika buang air, jima' (hubungan suami-istri),ketika mendengar khutbah, ketika berdiri dalam shalat untuk membaca Al Fatihah, dan ketika mengantuk.

Zikir khusus
Seyogyanya setiap kita mempunyai waktu tertentu untuk mengamalkan zikir. Misalnya pada malam hari atau siang hari atau sehabis shalat atau dalam keadaan tertentu lainnya. Apabila karena suatu halangan tidak dapat mengamalkan tepat pada waktunya, dapat saja ia mengamalkan pada waktu yang memungkinkan baginya dan jangan ditinggalkan begitu saja.

Berzikir dengan yang Ma'tsur
Sebaik-baik zikir di samping yang bersumber dari Al Quran adalah zikir-zikir yang dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah saw. berdasarkan riwayat-riwayat hadits yang shahih, hasan atau boleh juga yang dhaif dengan ti,gkat kedhaifan yang ringan dan sesuai dengan syarat pengamalan hadits dhaif. Menurut jumhur ulama itulah yang dimaksud zikir yang ma'tsur. Maka hendaklah kita mencukupkan diri dengan zikir-zikir yang ma'tsur saja, baik yang umum maupun yang khusus. (luv/sumber:Terjemah Al Adzkar Imam An Nawawi)