Tuesday, November 2, 2010

Menumbuhkan Minat Anak Berpuasa

Berbahagialah bagi Bapak- Ibu yang hari - hari ini putra putrinya berminat tinggi untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah Ramadhan. Mereka terlihat sangat menikmati melaksanakan ibadah puasa tersebut tanpa paksaan bahkan dorongan dari orang tuanya.

Sementara bagi anda yang mempunyai putra-putri yang mungkin masih ogah-ogahan untuk melaksanakan rangkaian ibadah Ramadhan, bersabarlah. karena perilaku tersebut masih sangat wajar bagi mereka. Bagi seorang anak, masih sangat sulit untuk memahami makna-makna Ramadhan yang sifatnya abstrak. Sehingga kita sebagai orang tua, sulit pula untuk membuat mereka merasakan nikmatnya puasa.

Pertanyaan sebenarnya adalah "apa yang membuat seorang anak berminat untuk berpuasa."  Mungkin kita akan kesulitan untuk menemukan jawabannya.

Hurlock menyebutkan dalam bukunya, perkembangan anak bahwa minat akan muncul dengan tiga cara.
Pertama, jika anak menemukan kesenangan dari perilaku atau kegiatan yang ia lakukan. Kedua, anak belajar lewat identifikasi (pengenalan) dengan orang-orang yang dicintai dan dikaguminya. dan Ketiga, muncul minat lewat bimbingan dan pengarahan langsung dari seorang ahli.

Berangkat dari teori Hurlock diatas, orang tua dapat memulai untuk membangun minat anak untuk berpuasa dengan beberapa teknik berikut ini:
1. Ramadhan yang bernuansa.
    Menghadirkan nuasa yang berbeda selama bulan Ramadhan akan mendorong anak untuk mengikuti aktivitas-aktivitas didalamnya. Acara menyambut Ramadhan dengan pawai anak-anak, pukul bedug di masjid menjelang puasa dan membuat jadwal bersama selama Ramadhan, jelas merupakan bentuk menghadirkan nuansa yang berbeda pada bulan suci Ramadhan.
2. Sahur dan berbuka bersama seluruh keluarga.
    Melihat Bapak, Ibu, Kakak dan saudara lainnya     melaksanakan sahur dan buka puasa bersama dengan menu khusus jelas merupakan pengalaman yang luar biasa dan mampu memotivasi anak untuk ikut bersama dengan mereka.
3. Tarawih berjamaah.
    pada hari-hari biasa mungkin anak telah terbiasa untuk shalat berjamaah dimasjid. Tetapi shalat tarawih dimasjid dengan rakaat yang lebih banyak dan jumlah jamaah yang membludak adalah peristiwa yang sangat berkesan bagi mereka. Orang tetap membimbing dan mengawasi merekaagar tidak mengganggu kekhusyukan ibadah di masjid.
4. Pondok Ramadhan Ceria.
    Saat ini telah berkembang kegiatan pondok Ramadhan yang tidak hanya berisi ceramah-ceramah agama, tetapi dengan adanya game (permainan) pendidikan yang cukup membangun minat anak untuk mengikutinya.
5. Teman-teman berpuasa.
    Disekeliling anak kita terdapat sahabat dan     teman ayng menceritakan peristiwa puasanya. Situasi ini merupakan yang sangat kuat baginya untuk melakukan puasa. Orang tua sangat berperan dalam melanjutkan motivasi tersebut menjadi tindakan nyata.
6. Rekreasi spiritual.
    Bagi orang tua, iktikaf dimasjid pada sepuluh     hari terakhir merupakan ibadah. Tetapi bagi anak kegiatan tersebut merupakan rekreasi yang mendorong mereka untuk menghadapi suasana dan situasi yang baru. Orang tua harus    mempertimbangkan sudut pandang anak terhadap aktivitas yang satu ini.

Selamat untuk memulai membangun minat anak-anak kita untuk berpuasa. Semoga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang bertakwa. Amin.

by. M. Jinan