Wednesday, October 20, 2010

Daya Pikat Surganya Islam

Betapapun aneh kelihatannya bagi orang barat, banyaknya perawan2 yg dijanjikan bagi para martir islam di surga bukanlah sebuah mitos atau penyimpangan dari teologi islam. Muhammad melukiskan sebuah gambaran akan surga yg penuh birahi dan sangat bersifat jasmaniah bagi para pengikutnya – berisi semua impian2 para pengembara padang gurun pasir Arab abad ke-7: Emas dan barang2 berharga, buah2, anggur/minuman keras, air, wanita . . . dan anak laki2.
Tentu saja, tidak setiap orang percaya akan hal ini, bahkan dijaman gencar2nya sang nabi juga. Kala satu pertempuran melawan kaum Quraish (Perang Parit), Muhammad meminta para pengikutnya: “Siapakah yg berani naik keatas dan melihat apa yg musuh sedang lakukan dan lalu kembali?” Dia janji utk meminta pada Allah agar mata2 tsb “mungkin menjadi temanku di surga.” Tapi tetap tidak ada yg berani mengajukan diri sebagai sukarelawan, hingga membuat dia pada akhirnya harus menunjuk salah satu pengikutnya agar melakukan misi tsb.

Masih saja, janji surga menjadi satu dari alat utama yg dipakai Muhammad untuk memotivasi para pengikutnya. Janji ini membuat pertempuran Jihad menjadi sebuah dalil yg win-win (sama-sama menguntungkan); jika seorang pejuang muslim berjaya, dia bisa menikmati barang jarahan didunia yg ini; jika dia terbunuh, dia menikmati hampir semua pahala yg identik pada kehidupan berikutnya – dalam skala yg jauh lebih besar. Selama Perang Badar, Muhammad mendorong para muslim dg janji2 surga: “Demi Allah yg memegang jiwanya Muhammad, tidak akan ada seorangpun yg terbunuh dalam pertempuran hari ini melawan mereka, yg maju dg berani dan tidak mundur, tapi Allah akan membuatnya memasuki surga.”
Salah satu pejuannya, Umayr bin al-Humam, yg duduk didekatnya sambil mengunyah kurma sangat bergairah akan hal ini. “Fine, fine!” teriaknya. “Apa tidak ada penghalang antara aku dan masuknya aku kesurga yg bisa dilakukan oleh orang2 ini?” Dia melemparkan kurmanya, berlari menuju peperangan, dan dengan cepat menemui kematian yg dia cari2.

Ada apa dibelakang Pintu Nomor Satu

Dalam surga, Umayr bin al-Humam berharap dihiasi oleh “gelang-gelang emas dan permata” (Quran 22.23) dan “memakai sutera yg halus dan brokade yg mewah” (Q 44.53). Lalu dia akan bersandar pada “bantal-bantal hijau dan permadani-permadani yg indah” (Q 55.76), duduk pada “dipan yg bertahtakan emas dan permata” (Q 56.15), dan makan dari “piring2 dan piala2 emas” – yg didalamnya terdapat “segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata” termasuk “buah-buahan yg banyak” (Q 43.71, 73) juga “buah kurma dan delima” (Q 55.68). Bagi mereka yg senang makan daging, akan ada “daging burung dari apa yg mereka inginkan” (Q 56.21).
Bagi mereka yg selama hidupnya tinggal digurun, air adalah komoditas berharga – dan Quran menjanjikan banyak air di surga. Surga itu sendiri terdiri dari “taman-taman, dg sungai2 yg mengalir didalamnya” (Q 3.198; 3.136; 13.35; 15.45; 22.23). “Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar” (Q 55.66).
Dan bukan air saja: Surga akan menawarkan banyak variasi minuman2. Selain “sungai2 air yang tiada berubah rasa dan baunya”, akan ada pula “sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring” (Q 47.15).

Arak? Tapi bukankah para muslim dilarang minum alkohol? Bukankah Quran berkata bahwa “Minuman keras” adalah “perbuatan setan” (Q 5.90)? Lalu bagaimana “Perbuatan Setan” bisa ada disurga?
Well, arak disurga berbeda, tahu!. Arak itu bebas dari “memabukkan”, jadi mereka yg meminumnya tidak akan “menderita kemabukan” (Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya, Q 37.47).
Semua ini akan diberikan pada mereka yg diberkati Allah dalam sebuah lingkungan yg iklimnya terkontrol sempurna: “di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (Quran 76.13-14).
Makanan dan kenyamanan tidak pernah habis2: “buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula)” (Quran 13.35).

Kenikmatan Seks

Tapi Umayr bin al-Human mungkin tidak tertarik akan semua itu, tidak setertarik seperti kelihatannya. Karena dia tahu yg menunggunya disurga adalah “gadis-gadis menggairahkan yang sebaya” (Q 78.33): “bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya” (Q 37.48); “bidadari-bidadari yang bermata jeli” (Q 56.22); “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan” (Q 55.58); yg akan dia ‘kawinkan’ (Quran 52.20). Para wanita/bidadari ini adalaj “bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka dan tidak pula oleh jin.” (Q 55.56). Allah membuat mereka “perawan” (Q 56.36), dan menurut tradisi islam mereka tetap perawan selamanya, meski dipakai terus menerus.

Tapi Surga tidak akan menjadi tempat yg membosankan bagi para muslim yg mempunyai kecenderungan berbeda-beda, Allah juga menjanjikan bahwa disurganya, “berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.” (Q 52.24), “anak-anak muda yang tetap muda” (Q 56.17): “Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan” (Q 76.19).
Tapi pastinya Quran tidak menganjurkan homoseks kan? Lagipula, Quran menceritakan Lot yg memberitahu penduduk Sodom: “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (7.81) dan “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (26.165-166). Sebuah Hadits memerintahkan bahwa “jika seorang laki-laki yg tidak menikah tertangkap melakukan sodomi, dia akan ditimpuki/dirajam batu hingga mati.” Hadits lain menceritakan perkataan Muhammad: “Bunuh mereka yg melakukan sodomi dan mereka yg membiarkan orang melakukan itu padanya.” Kecaman2 ini telah dijadikan kode hukum islam, sedemikian sehingga ada dua orang Arab Saudi yg begitu khawatir dihukum rajam atau dipenjara maka mereka membunuh seorang pakistan yg menyaksikan “tindakan memalukan” mereka dg menabraknya memakai mobil, memecahkan kepalanya dg batu lalu membakarnya.

Tapi anak2 muda seperti mutiara di surga jadi membangkitkan pikiran bercabang mengenai homoseksualitas dalam islam. Penyair besar Abu Nuwas secara terbuka mengagungkan homoseksualitas dalam syairnya yg terkenal Perfumed Garden:

O the joy of Sodomy! So now be sodomites, you Arabs. Turn not away from it – therein is wondrous pleasure. Take some coy lad with kiss-curls twisting on his temple anda ride him as he stands like some gazelle standing to her mate – A lad whom all can see girt with sword and belt not like your whore who has to go veiled. Make for smooth-faced boys and do your very best to mount them, for women are the mounts of the devils!

Sikap paradoks kearah homoseksualitas ini ada sepanjang sejarah islam. Bahkan penakluk Konstantinopel, Kaisar Ottoman Sultan Mehmed II, begitu terbuka mengenai kecenderungan menyimpang ini. Ketika kota yg ditaklukan masih berasap, Mehmed memalingkan pikirannya dari perang dan pertempuran dan meminta anak remaja terkenal dari pejabat Byzantine, Lukas Notaras, dibawa menghadapnya. Notaras menemui sultan dan bilang dia lebih baik melihat anaknya terbunuh dihadapannya daripada menyerahkannya utk kenikmatan Mehmed. Mehmed mengabulkan permintaannya dg membunuh sianak, dan lalu Notaras sendiri dipancung.

Bagaimana bisa masuk ke Surga

Seperti yg kita lihat, Quran menjamin surga dg pasti utk diberikan pada mereka yg ‘terbunuh dan membunuh’ bagi Allah: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. …Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Q 9.111). Muhammad juga menyatakan: “Ketahuilah bahwa surga itu ada dibawah bayang2 pedang (Jihad dijalan Allah).” Ini memastikan mereka yg dibumi bahwa mereka yg mati bagi Allah tidaklah mati, melainkan hidup: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Q 2.154).