Monday, August 11, 2008

Mengistimewakan Allah

Betapa Allah telah bukakan banyak pintu rezeki dan karunia-Nya, supaya manusia bertambah syukurnya. Tapi yang terjadi sering sebaliknya, banyak manusia malah menjadi lalai dan melalaikan Allah. Dan ketika dunia menjadi segalanya, memang Allah biasanya dinomersekiankan. Allah tidak lagi menjadi yang utama karena manusiasering merasa mampu melakukan segala hal dengan kekuatan dirinya. Bahkan tidak sedikit manusia menjadi sombong, hanya karena memiliki sedikit kekuasaan manusia. Seakan manusia bisa melakukan apa saja yang dikehendaki.

Jangan mentang – mentang kondisi sedang beruntung, lalu tidak merasa perlu Allah. Jangan mentang – mentang posisi berkuasa, lalu lalai tidak mengingat Allah. Hati – hati, hidup tidak selamanya diatas. Ketika sedang mengalami masa kejayaan, kita tiada mengingat Allah , maka boleh jadi Dia akan mengingatkan kita dengan mengubah posisi kita menjadi jatuh terpuruk. Ketika kita senang, ketika kita jaya, ketika kita kaya, ketika kita kuat, ketika kita lapang, kita tiada mau mendekat kepada Allah, tidak mau membantu sesame, mengabaikan shalat, tidak mau baca al-quran, tidak mau baik dengan saudara dan tetangga, maka bisa jadi Allah akan ingatkan dengan cara mengubah kehidupan kita menjadi susah, terpuruk, miskin, selalu kurang, lemah dan sempit.

Bagi sebagian dari kita, coba renungkan ke masa – masa disaat kita pernah berdoa dengan khusyu’ memohon apapun kepada Allah. Dan lihatlah betapa maha baiknya Allah kepada kita. Kita ditolong-Nya, kita disentuh rida dan izin-Nya, kita disayang-Nya, dan kita diperhatikan-Nya. Akhirnya kehidupan kita pun berubah. Maka setelah apa yang Allah berikan kepada kita, sangatlah layak Allah kita lebih perhatikan lagi dari pada apapun di dunia ini.

Perhatian kepada allah bisa kita wujudkan dalam semakin tinggi kualitas ibadah kita, semakin peduli pada sesame dengan gemar bersedekah, semakin jauhnya kita dari perbuatan – perbuatan sia – sia yang tidak disukai Allah, semakin kuatnya persaudaraan kita dengan saudara sesame muslim, dan masih banyak kebaikan yang menjadikan kita merasa memperhatikan Allah.

Terlalu banyak karunia, nikmat, kemudahan dan segala fasilitas hidup yang kita dapat dari-Nya, bahkan kalau kita mau coba menghitungnya, maka kita tiada mampu melakukannya. Maka, istimewakan Allah, supaya Allah pun tambah mengistimewakan kita.