Kalau setiap manusia hanya mengejar hal-2 dunia seperti itu maka tidak ada lagi cita-cita kecuali dunia, tidak ada kebenaran, dan tidak ada penegakan keadilan, tidak ada perhatian pada ibadah atau amal perbuatan mulia.
Allah hanya menuntut hamba-Nya agar kehidupan akhirat menjadi perhatian utama dan menyikapi dunia dan harta dengan penuh hati-hati. Jangan sampai seluruh perhatian kita tercurah pada kehidupan dunia dan syawat yang melalaikan.
Kesombongan dan ketamakan yang terjadi disekitar kita merupakan akibat dari tabat manusia yang menjadikan harta, kebanggaan dunia, kedudukan sebagai tujuan dan cita-2 hidupnya. Terjadinya jurang pemisah yang amat dalam antara orang kaya dan orang miskin karena paradigma yang salah memandang harta dan dunia.
Abu Sulaiman ad-Darani berkata, “jika dihati ada akhirat maka dunia datang mendesaknya. Jika dunia ada didalam hati, akhirat tidak datang mendesaknya, karena akhirat itu mulia sedang dunia itu tercela”.
Dikatakan oleh Saayar bin Al-Hakim, “Dunia dan akhirat berhimpu didalam hati, siapa yang dominant maka yang lain menjadi pengikutnya”.
|